INSAN KAMIL
SOSOK KETELADANAN MUHAMMAD
SAW
Karya :
DR.Sayyid Muhammad Alwy al-Maliki
BAB I
Bakat dan Sifat
Nabi
Kelanjutan dari Cara Nabi Memilih Utusan
N. Kondisi Tubuh dan Kekuatan Nabi
Kondisi
tubuh yang sehat dan kuat, di samping ketabahan hati, bersatu padu dalam diri
Nabi SAW itulah sifat kejantanan yang amat sempurna.
Ibnu
Sa’d dan Ibnu Jarir, demikian Ibnu Abi Hatim dan Al-Baihaqy serta Abi Nuaim dan
Al-Bukhary, kesemuanya meriwayatkan dari Jabir yang mengisahkan pengalamannya
menjelang hari-hari perang Khandaq, yang penuh diliputi oleh suasana ketakutan.
Jabir berkata: “Kami sedang giat-giatnya menggali parit untuk pertahanan kota
Madinah. Lalu muncullah sebuah batu besar dalam parit yang sedang digali
beramai-ramai. Kami datang melaporkan kepada Nabi SAW dan beliau segera bangun,
lalu turun ke dalam parit. Sedang perutnya karena lapar diikat dengan batu,
sebab tiga hari kami tidak makan apa pun. Maka dengan cangkul di tangannya,
dipecahkan batu besar itu. Dan dalam sekejap mata, jadi tumpukan tanah yang
tumpah berserakan.
Dalam
riwayat lain disebutkan, bahwa para sahabat tidak datang melapor kepada Nabi
SAW, melainkan setelah berusaha sekuat tenaga memecah batu yang keras dan besar
itu. Bahkan sudah banyak linggis dan cangkul yang dipergunakan, menjadi patah
dan rusak.
Sedang
dalam riwayat lain diterangkan, bahwa Nabi SAW memukul batu raksasa itu, hanya
tiga kali pukulan saja. Yang mengagumkan, batu besar itu hanya bertahan tiga
kali saja menghadapi pukulan beliau, setelah tangan para sahabat tidak mampu
memecah atau menyingkirkannya. Itu pun terjadi di saat beliau sedang lapar.
Kiranya sudah jelas betapa pengaruh lapar terhadap kondisi badan. Dan bayangkan
bagaimana pula kekuatan beliau itu andaikata tidak lapar yang sangat, karena
selama tiga hari berturut-turut tidak merasakan makanan apa pun.
Abu
Nuaim dan Al-Baihaqy, meriwayatkan dari jalan Ishak bin Yasar, bahwa Rasulullah
SAW berkata kepada Rukanah: “Silakan anda masuk Islam.” Rukanah dengan
congkaknya menjawab: “Kalau aku mengetahui bahwa agamamu itu benar, tentu sudah
lama aku memasukinya.”
Rukanah
terkenal jagoan yang kuat lagi ditakuti itu, ditanya oleh Nabi SAW: “Bagaimana
seandainya kalau aku dapat membanting engkau ke tanah?”
“Cobalah!”
ujar Rukanah bangga. Maka Nabi mendorongnya dua kali, dan dia terhempas jatuh
ke tanah, menggelepar tak berdaya. Kemudian dia mencoba bangkit kembali, sambil
berkata: “Ini adalah sihir belaka. Demi Allah aku tidak menguasai diriku,
hingga aku terpelanting jatuh ke tanah.” Hadis ini ada pula yang meriwayatkan
dari jalan Rukanah sendiri, yang menegaskan, bahwa dia kemudian masuk Islam.
Perhatikanlah pengakuan Rukanah, bahwa dia tidak dapat menguasai dirinya
sedikitpun hingga jatuh tersungkur, dan sekaligus berarti bahwa Nabi, tidak
memegang benda apapun di tangannya. Sedang Rukanah yang terkenal kuat, dan
kekar tubuhnya itu sangat ditakuti orang-orang Quraisy. Dan tak pernah
dikalahkan.
No comments:
Post a Comment